Dua anjing jenis golden retriever tiba-tiba menyeruak di
reruntuhan Distrik Gongabu Chowk, Ibu Kota Khatmandu Nepal yang remuk
karena gempa 7,8 skala richter. Mereka mengendus setiap jengkal pecahan
bata, menyusup ke retakan beton, menelusuri celah-celah bangunan yang
porak poranda. Itu semua adalah lokasi mustahil dicapai manusia.
Mereka adalah anjing khusus dari Indonesia, dibawa oleh tim SARDOG Jakarta Rescue. Tim ini telah tiba di Nepal sejak 29 April 2015, bahkan lebih cepat dibanding kontingen resmi pemerintah Indonesia.
"Kami yang mengundang langsung Perserikatan Bangsa-Bangsa. Makanya
lebih cepat ke sini," kata Kepala tim SARDOG Jakarta Rescue Hadianto
Warjaman saat ditemui ketika rehat evakuasi di Khatmandu, Jumat (1/5).
Dua anjing itu - Alfa dan Delta - masing-masing berusia tiga tahun.
Walau terhitung muda, jangan tanya kemampuannya. Hewan yang sangat ramah
pada manusia itu dalam dua hari operasi saja berhasil menemukan delapan
jenazah.
Padahal di Gongabu dan Balaju Manaiju, yang jadi wilayah kerja
Jakarta Rescue, sempat tidak masuk peta terdampak gempa versi INSARAG.
"Setelah kita berhasil menemukan korban baru pada datang itu tim dari
beberapa negara atang, kita pindah ke tempat lain sekarang," kata
Hadianto.
Tim SARDOG asal Tanah Air ini bergabung dalam International Search
and Rescue Advisory Group (INSARAG), lembaga di bawah naungan PBB.
Jakarta Rescue bahkan bisa bekerja lebih cepat, seandainya dua anjing
andalan mereka tidak tertahan dua hari di Malaysia akibat persoalan
maskapai.
Hadianto memimpin enam kru lainnya, tiga tenaga medis dan tiga pawang anjing. Hingga 6 hari ke depan, Jakarta Rescue sekaligus memberikan
bantuan obat obatan, tenda lapangan dan beberapa peralatan kesehatan
kepada masyarakat nepal yang terkena musibah gempa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Anjing super Indonesia bantu cari korban di Nepal"
Posting Komentar